Dinkes Catat 9000 Orang Terdeteksi TBC, RSU Kabupaten Tangerang Tunjukan Komitmen
Redaksi Banten – Dalam rangka mempercepat eleminasi tuberkulosis pemerintah Kabupaten Tangerang melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang telah melakukan optimalisasi upaya promosi dan pencegahan, pemberian pengobatan serta pengendalian infeksi.
Seperti diketahui Indonesia berada urutan ke dua di Dunia terbanyak kasus TBC setelah urutan pertama dari India.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang dr. Achmad Muchlis mengatakan untuk mengeliminasi telah diperkuat dengan Peraturan Bupati (Perbup) nomor 63 tahun 2023 tentang penanggulangan tuberkulosis/TBC
” Kita sudah bikin SK tim percepatan eliminasi TBC tahun 2030. Selanjutnya, peningkatan kapasitas SDM dalam penanggulangan TBC, penyediaan logistik untuk menunjang program TBC itu.” Kata dr. Achmad Muchlis
Saat ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang mencatat tahun 2022 dari 282 orang per 100 ribu jiwa penduduk berarti kurang lebih ada 9000 orang yang saat ini terdeteksi TBC.
” Di Kabupaten Tangerang sendiri angkanya di tahun 2022 terdapat 282 orang per 100 ribu penduduk. jadi sebetulnya lebih rendah dari angka nasional.” Ujarnya
Sementara Rumah Sakit Umum (RSU) Kabupaten Tangerang pun telah aktif mendukung pemerintah Kabupaten Tangerang dalam upaya mengurangi atau memberantas kasus Tuberkulosis (TBC).
” Bupati Kabupaten Tangerang sangat antusias terhadap program-program kesehatan. Terutama dalam hal TBC dan stunting. ” Kata Direktur RSU Kabupaten Tangerang dr.Hj.Rr.Reniati, M.Kes Reniati.
Ia pun mengatakan RSU Kabupaten Tangerang berusaha untuk bekerja sama dengan pemerintah dalam upaya eradikasi Tuberkulosis (TBC) di Kabupaten Tangerang.
” Kami telah menyediakan
fasilitas khusus klinik Teratai untuk pengobatan Tuberkulosis resisten obat. ” Ujarnya.
Reniati menjelaskan untuk melakukan pengobatan jangka Panjang di klinik Teratai, Pasien TBC resisten obat menjalani masa pengobatan yang panjang sekitar 18 hingga 24 bulan.
” Hal ini menunjukkan komitmen RSUD Kabupaten Tangerang dalam menangani kasus TBC resisten
obat secara menyeluruh.” Pungkas dr.Hj.Rr.Reniati, M.Kes