Redaksi Banten -Pasca viral di media sosial sejumlah siswa yang belajar lesehan di lantai menjadi perhatian Wakil Bupati (Wabup) Serang Muhammad Najib Hamas. Ia mengunjungi Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kalong tepatnya di Kampung Kalong, Desa Barengkok Kecamatan Kibin pada Jumat, 1 Agustus 2025. Kunjungan tersebut sebagai respon Najib Hamas pasca viral di media sosial (medsos) beberapa hari terakhir.
Najib Hamas mengatakan, kehadirannya di SDN Kalong, Desa Barengkok, Kecamatan Kibin atas adanya aduan dari masyarakat bahwa sekolah siswanya belajar di lantai atas. Yang juga sebagai bentuk kepeduliannya terhadap dunia pendidikan.
Cek Kesehatan Gratis Sekolah, Wabup Tangerang Targetkan 600 Ribu Pelajar
“Dari kemarin pas acara MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) kursinya kurang. Tapi dulu kalau saya MPLS itu di kebon bukan di ruangan, yang pasti hari ini saya hadir untuk memastikan bahwa sarana belajar di sekolah sudah ada,” ujarnya di lokasi.
Selain itu, Najib Hamas ingin layanan pendidikan di seluruh Kabupaten Serang sesuai dengan standar pelayanan minimal atau SPM sesuai dengan harapan masyarakat. “Kalaupun nanti ada kekurangan teknis, kami mohon ibu kepala, komite, dan pihak lain untuk saling menguatkan. Kita saling membantu agar anak didik bisa belajar dengan maksimal,” ucapnya.
Najib Hamas memaparkan, sebelumnya siswa terpaksa belajar di lantai karena kursi dan meja masih belum tersedia. Akan tetapi, ia memastikan alat kelengkapan belajar di sekolah tersebut sudah tersedia.
“Ini sudah ada di anggaran tahun 2024, siswa ngampar di lantai baru kemarin di MPLS, karena ada penambahan murid sesuai dengan daya tampung sekolah di sini,” terangnya.
Sementara Kepala SDN Kalong Eti Rohyati mengatakan, sempat terjadi kesalahpahaman antara wali murid dan pihak sekolah karena jumlah siswa lebih banyak dari meja dan kursi. “Semoga kedepannya lebih baik lagi dan lebih banyak lagi bangkunya, sekarang sudah dianggarkan,” ujarnya.
Dijelaskan Eti Rohyati, karena jumlah siswa lebih banyak dari kursi akhirnya pihak sekolah memilih untuk belajar dengan lesehan di lantai atas. “Karena muridnya 40, enggak mungkin kita pasang lima meja di kelas satu. Makannya sebelum ada kursi, kita lesehan dulu sementara,” katanya.

















