Ketimpangan Sosial di Tengah Bumingnya Globalisasi dan Industri di Masyarakat
(Gita Dwi Nabila , Mahasiswa Teknik Pertanian Universitas Jambi)
Seperti yang kita kerahui Ketimpangan sosial adalah suatu kondisi dimana terdapat perbedaan atau kesenjangan antara kelompok-kelompok masyarakat dalam hal akses, kesempatan, hak, kewajiban, dan kesejahteraan. Ketimpangan sosial dapat terjadi di berbagai bidang, seperti ekonomi, politik, budaya, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain. Ketimpangan sosial dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perbedaan sumber daya, perbedaan kemampuan, perbedaan kebijakan, perbedaan budaya, perbedaan agama, dan lain-lain.
Ketimpangan sosial merupakan sebuah fenomena sosial yang memiliki dampak positif dan negatif bagi masyarakat. Dampak positif ketimpangan sosial adalah dapat mendorong masyarakat untuk berusaha lebih keras, berinovasi, dan berkembang. Dampak negatif ketimpangan sosial adalah dapat menimbulkan konflik, kecemburuan, diskriminasi, kemiskinan, kriminalitas, dan degradasi moral.
Globalisasi secara fisik ditandai dengan perkembangan kota-kota yang menjadi bagian dari jaringan kota dunia. Hal ini dapat dilihat dari infrastruktur telekomunikasi, jaringan transportasi, perusahaan-perusahaan berskala internasional serta cabang-cabangnya. Dampak positif dari globalisasi adalah terjadinya perubahan tata nilai dan sikap, berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, tingkat kehidupan yang lebih baik. Sedangkan dampak negatif dari globalisasi adalah, pola hidup konsumtif, sikap individualistik, gaya hidup kebarat-baratan serta kesenjangan sosial.
Apa keterkaitan globalisai dan industry ?
Seperti yang kita ketahui, globalisasi yang datang telah mengubah tatanan dunia dari berbagai aspek. Adanya globalisasi yang membuat teknologi dan komunikasi semakin berkembang dari waktu ke waktu.
Globalisasi tercipta akibat adanya keinginan manusia untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik secara efektif dan efisien dengan adanya teknologi yang semakin canggih. Karena dengan adanya teknologi ini masyarakat dapat lebih mudah untuk mencapai tujuan mereka dengan mudah dan lebih efisien. Tak terkecuali dalam bidang industri, dari adanya globalisasi ini kita dapat mengenal adanya brand-brand dari industri fashion seperti Nike, Rebook, GAP, dan lain-lain.
Termasuk di Indonesia, globalisasi dalam bidang industri ini nyatanya telah sampai hingga Indonesia. Namun sayangnya globalisasi di Indonesia tidak selamanya membawa dampak yang baik bagi di Indonesia. Hal ini karena terjadi ketimpangan sosial di dalam masyarakat yang mengalami kemajuan.
Karena proses globalisasi dan masyarakat yang mengalami ketertinggalan karena kurang mampu memanfaatkan peluang yang ditawarkan globalisasi. Sehingga, globalisasi menjadi salah satu faktor terjadinya ketimpangan sosial di masyarakat. Hal ini karena adanya pengaruh dari barat, di mana pada masa penjajahan berlangsung bangsa barat terus mengeksploitasi Indonesia dan bangsa kulit berwarna demi kepentingan mereka.
Pengeksploitasian ini dilakukan dengan mengambil keuntungan sebanyak-banyaknya untuk bangsa barat namun menekan keuntungan bagi Indonesia. Hal ini akhirnya menghasilkan budaya sikap kapitalis yang masih terjadi hingga sekarang. Salah satu contoh nyata dengan adanya buruh-buruh yang bekerja di pabrik Industri. Di Indonesia sendiri terdapat banyak industri-industri yang berisikan buruh dan pekerja kelas rendah yang bekerja tanpa kenal waktu dan mendapatkan upah yang sangat minim.
Globalisasi yang berkembang di dunia tampaknya telah menjadi bagian dari kehidupan kita. Masyarakat sudah mulai terbiasa dengan adanya perkembangan teknologi dan segala peradaban yang terjadi di dunia ini. Oleh karena itu, manusia dipaksa untuk siap dengan adanya segala bentuk perubahan yang ada akibat dari adanya globalisasi. Namun, dampak dari perkembangan peradaban dan teknologi modern akibat dari adanya globalisasi ini tidak sepenuhnya berdampak positif.
Hal itu tergantung bagaimana cara manusia dapat memanfaatkan dan menghadapi datangnya arus globalisasi. Salah satu dampak tersebut dapat dirasakan dalam bidang ekonomi dimana ditengah makin berkembangnya industri dan peradaban ini dapat kita lihat bahwa ketimpangan sosial semakin terlihat jelas adanya. Banyaknya keuntungan yang didapat dari industri besar yang terlihat memiliki visi dan misi besar untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya.
Namun kenyataan bahwa sebagian besar atau bahkan hampir semua perusahaan industri terlalu terlalu egois dengan mencari keuntungan untuk perusahaan tanpa mempedulikan kesejahteraan karyawan dan bahkan buruh yang bekerja di industri tersebut.
Memang benar jika pada dasarnya prinsip dari bisnis dan industri tersebut kebanyakan adalah mengambil keuntungan sebanyak-banyaknya. Tetapi hal ini nyatanya berdampak pada ketimpangan sosial yang semakin hari kian terasa. Secara tidak langsung perusahaan industri tersebut melakukan perbudakan yang tidak manusiawi hanya demi mendapatkan dan mencapai tujuan yang mereka inginkan. Hal inilah yang menjadi dampak dari globalisasi ekonomi yang menimbulkan ketimpangan dan kemiskinan yang mana kedua hal tersebut saling berkaitan.
Sebenarnya ada banyak hal yang menjadi faktor dalam semakin banyaknya ketimpangan sosial, salah satunya globalisasi ekonomi. Selain itu, ketimpangan sosial ini terjadi karena adanya ketidakseimbangan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat yang disebabkan perbedaan status sosial, ekonomi, ataupun budaya. Ketimpangan sosial dapat disebabkan oleh adanya faktor-faktor penghambat, sehingga mencegah dan menghalangi seseorang untuk memanfaatkan akses atau kesempatan-kesempatan yang tersedia.
Faktor penghambat internal tersebut berasal dari diri seseorang di masyarakat. Yaitu dimana terdapat rendahnya kualitas sumber daya manusia disebabkan oleh tingkat pendidikan atau keterampilan ataupun kesehatan yang rendah, serta adanya hambatan budaya atau adanya budaya kemisikinan.
Selain itu ada pula faktor penghambat eksternal dimana faktor tersebut berasal dari luar kemampuan seseorang. Hal ini terjadi karena adanya birokrasi dan peraturan-peraturan resmi atau kebijakan, sehingga dapat memperkecil akses seseorang untuk memanfaatkan kesempatan dan peluang yang tersedia. Dengan kata lain ketimpangan sosial tersebut diakibatkan oleh hambatan-hambatan atau tekanan struktural. Hal inilah yang menyebabkan munculnya kemiskinan stuktural.
Karena ketimpangan sosial ini dapat berakumulasi dengan berbagai persoalan masyarakat yang kompleks maka hal ini akan dapat menganggu proses pembangunan ekonomi. Dalam kasus ketimpangan sosial ini terjadi di tengah-tengah masyarakat disebabkan oleh perbedaan yang mencolok antara si kaya dan si miskin, hal inilah yang menyebabkan ketimpangan sosial semakin terlihat jelas.
Adanya globalisasi menyebabkan perekonomian yang hanya tumbuh di beberapa wilayah saja, ditambah dengan praktik ekonomi kapitalisme yang menyebabkan si kaya menjadi semakin kaya dan si miskin menjadi semakin miskin. Hal tersebut tentunya membawa dampak negatif karena menyebabkan ketimpangan sosial.
*Artikel ini tanggung jawab penulis
















