Kisruh PPDB Banten, Kadis Pendidikan Pemprov Banten Jangan Budeg
Redaksi Banten – Ramainya dugaan kecurangan PPDB di Provinsi Banten, menjadi sorotan atau perhatian serius dari berbagai pihak termasuk Ombudsman. Banyak pihak yang menyoroti buruknya sistem dan mekanisme dalam PPDB tahun ajaran 2023/2024, mulai dari sistem zonasi yang tidak sesuai hingga jalur prestasi rumit yang memunculkan kritik keras dari berbagai pihak.
Ironisnya, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Banten Tabrani selaku penanggung jawab penyelenggaraan PPDB SMA seolah bungkam dan terkesan cuek dengan kondisi tersebut. Hal ini menimbulkan banyak pertanyaan dari berbagai kalangan, termasuk dari Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul.
Adib mempertanyakan kehadiran Kehadiran Dinas Pendidikan Provinsi Banten di tengah kisruh PPDB SMA. Menurutnya Kepala Dinas seharusnya bisa menjelaskan ke publik terkait berbagai persoalan PPDB. Sehingga isu tidak liar.
“PJ Gubernur dan Dindik Provinsi Banten seperti budeg terkait kondisi di lapangan, sebagai bentuk tanggung jawab harusnya mereka bisa berbicara menjelaskan ke publik,” ujarnya melalui sambungan telepon, Selasa (18/7).
“Sehingga efeknya tidak kemana-mana. Karena masyarakat hanya butuh penjelasan,” imbuhnya.
Dengan ketidakhadirannya Kepala Dinas Pendidikan Provinsi, sambung Adib, justru secara tidak langsung makin menjustifikasi opini di masyarakat terkait pelaksanaan PPDB di Banten yang diindikasikan terjadi banyak kecurangan dan diduga banyak dimainkan.
“Banyaknya masalah PPDB ini harusnya segera direspon cepat oleh Dinas Pendidikan namun nyatanya tidak,”
“Seolah-olah ini membenarkan opini masyarakat kalau PPDB SMA banyak kecurangan. Jadi wajar kalo masyarakat mengganggap ada dugaan praktik mafia PPDB,” paparnya.
Pria yang juga aktif sebagai pengajar di salah satu universitas ternama di Kota Tangerang juga mengharapkan agar berbagai persoalan dalam PPDB khususnya di tingkat SMA dapat diselesaikan oleh Pemprov Banten.
“Jangan diam saja dan masyarakat yang justru jadi korban,” ujarnya.
“Kalau diam makin menunjukkan ketidak mampuan,” pungkasnya.

















